Musim yang Manis
Kisah ini dimulai saat itu...
Hujan, 20 februari 2008.
Hujan deras mengguyur selatan ibukota ini. Bulan penghujan ini biasanya akan sesegera mungkin menenggelamkan jalan-jalan raya. Di teras kampus inilah aku, selama mungkin menunggu hujan reda, huh, ditemani kopi panas dan roti ini sangat sempurna. Tapi apa daya, aku tetap terkurung dalam air ini.
Tiga puluh menit sudah aku menunggu, dan nampaknya tak wajar lagi kalau aku tetap menunggu hujan kan reda. Tidak ada ciri-ciri nya kalau hujan berhenti. Ku langkahkan kaki melewati teras kampus untuk keluar gerbang universitas ini. Selangkah, lari kecil. Dua langkah, cepat,tiga langkah, larii... Empat langkah, basah, lima langkah, basah, enam langkah, basah, tujuh langkah... Reda.
“Kenapa nekat?” suara lembut terdengar disampingku.
Seorang wanita berada disampingku dengan payung cokelat ditangannya sedang menadah hujan agar tak mengena di pakaian ku. Siapa dia? Sejenak ku tatap wajahnya sedikit melongo, cantik. Sangat cantik. Dia tersenyum.
Mendung, 3 maret 2008.
Kutatap jam tanganku dan sudah lewat dari jam kami janjian akan bertemu hari ini. Vanilla. Dia terlambat lagi... Gadis yang akhir-akhir ini selalu mengganggu pikiranku. Sebagai lelaki aku tidak mau munafik, rasa itu memang ada. Ya, tertarik. Gadis yang kukenal saat hujan itu sangat mengacaukan pikiranku. Dan entahlah, dia berbeda dari gadis yang lain. Awal bertemu aku telah menyukainya. Hari ini, aku mencoba bertanya kepadanya, apakah ia pun sama padaku?
Dengan gaun cokelat selutut ia datang didepan cafe senyum ceria menyapa. “Niko!!” kubalas dengan senyum juga.
Sisa-sisa hari pun kami lalui selalu berdua, walaupun aku masih belum berani menyatakan perasaan ku ke vanilla, tapi nampaknya hubungan yang kami jalani sekarang sudah cukup memberiku jawaban kalau vanilla juga memliki perasaan yang sama. Itu cukup jelas.
Panas, 5 mei 2008
“vanilla!” sapa seorang perempuan kepada wanita yang sedang berjalan di koridor kampus itu dan mendekatinya. “Lara, Kenapa?”. Sapanya pula dengan ramah. “Reno bilang katanya kita mau couple dinner malem ini, jadi kan? Kalo jadi gue mau vitting baju. Lo temenin gue ya.” tanpa berfikir lagi dia menjawab “iya dong, g mungkin ga jadi lah.” kemudian lara pun bertanya “Tapi, lo bukannya sama niko ya van?” vanilla menganggapi dengan senyum dan menjawab “ ga kok, kemaren gua break aja sama reno. Niko aja yang baik banget.”
Mereka tak menyadari kalau kedua telinga Niko telah mendengarnya.
07.38PM
“hei,rain” pesan singkatku kepada vanilla. Mencoba untuk tidak mempercayai apa yang telah kudengar siang tadi. Kliing.. Pesan baru by My Rain “Alo beb”. Ia tetap merespon seperti kemarin, masih terasa bimbang untuk percaya. Tapi apakah api tetap utuh walau air menetes diatasnya? Perasaan itu berkurang.
“Ketemuan yuk malem ini,kita dinner juga ada sesuatu yang pengen aku kasih ke kamu. Aku tunggu di cafe Rota jam 9 ya. See you” balasnya lagi yang kali ini membuat aku makin bingung. Bukannya dia janjian sama temennya dan Reno? Kenapa?
09.45PM
Sengaja aku datang terlambat, entah aku memiliki feeling yang buruk kali ini. Dan aku duduk ditempat yang kosong, menunggu. Ia belum datang.
Hujan 10.00PM
gadis putih berbaju blue dongker itu mendekat selepas turun dari sebuah mobil. Ia datang menyapa dengan senyuman seperti biasanya. Dia tetap membuatku gemetar. Tapi, bukannya dia sudah janjian? Benakku sudah penuh dengan tanda tanya gila saat ini. Aku pun langsung bertanya ketus “bukannya janjian sama Reno?” dia menoleh sejenak. Dia diam. Tatapan ku lurus padanya, berharap ia tidak seperti yang kuduga. Ia masih diam. Diam.. Dan ia tersenyum.
gadis putih berbaju blue dongker itu mendekat selepas turun dari sebuah mobil. Ia datang menyapa dengan senyuman seperti biasanya. Dia tetap membuatku gemetar. Tapi, bukannya dia sudah janjian? Benakku sudah penuh dengan tanda tanya gila saat ini. Aku pun langsung bertanya ketus “bukannya janjian sama Reno?” dia menoleh sejenak. Dia diam. Tatapan ku lurus padanya, berharap ia tidak seperti yang kuduga. Ia masih diam. Diam.. Dan ia tersenyum.
“Ya, barusan kami ketemuan. Dinner romantis... Maaf ya aku belom sempet cerita dia ke kamu... Soalnya kamu udah bikin aku lupa sama dia. Kamu asik banget sih jadi temen! Hahhahaa.. Jadi ga enak deh.”
Remuk redam
“tapi sebagai sahabat, aku pengen kamu dateng ya tanggal 20 mei. I hoping you’ll be there. Oke oke!! Mau cepet nih, jadi makanannya di delivery aja ya kerumahaku.. Hehe,, jumpa lagi ya nik, seneng deh kamu bisa dateng.. Oke aku pulang ya.. Bai”
Hancur
Undangan.. Mereka nikah...
Van, lo yang kejem apa gua yang bodoh
